Senin, 15 September 2008

Motif Gelang Patih Gajah mada Dipatenkan Asing

DENPASAR--MI: Motif "tulang naga" pada gelang yang dikenakan Patih Gajah Mada, seperti terlihat pada berbagai gambar/lukisan tokoh kerajaan Majapahit itu, juga telah dihak-patenkan oleh pihak asing.

"Padahal motif 'tulang naga' itu sudah ada sejak Indonesia belum merdeka. Dapat dilihat pada lukisan Patih Gajahmada yang mengenakan gelang motif 'tulang naga'," kata Wakil Ketua Asosiasi Perak Bali, I Nyoman Mudita, di Denpasar, Minggu (14/9).

Dengan demikian semakin banyak motif tradisional Indonesia yang telah dicuri pihak asing.

Sebelumnya sekitar 100 perajin perak mendatangi DPRD Bali di Denpasar, menuntut pemerintah segera bertindak atas hilangnya hak cipta 800 motif perak tradisional Bali yang dipatenkan pihak asing.

Gajah Mada merupakan salah satu tokoh besar pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai kitab dari zaman Jawa Kuno, Gajah Mada membawa Kerajaan Majapahit ke puncak kejayaan.

Ia terkenal dengan Sumpah Palapa, yakni tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Motif "tulang naga", menurut Mudita, merupakan salah satu motif klasik Indonesia yang berasal dari Lumajang, Jawa Timur. Motif ini sudah menyebar luas di Indonesia, bahkan perajin perak di Celuk, Gianyar, telah membuat
motif tersebut sejak puluhan tahun lalu.

"Ini perlu segera dicarikan solusi guna melindungi para perajin. Kasihan para perajin apabila tidak lagi dapat berkarya dengan tenang," kata Mudita.

Selain motif "tulang naga", motif tradisional Bali yang juga dipatenkan pihak lain adalah "Jawan Keplak", yang berbentuk bundar dan teratur. Motif "Jawan Keplak" berasal dari leluhur masyarakat Bali, yang telah dipatenkan dengan nama berbeda yaitu motif "dot" yang diakui sebagai ciptaan pihak asing.

Padahal motif tersebut sudah biasa digunakan oleh para perajin perak di Celuk, Gianyar, sejak puluhan tahun lalu. Motif yang sama pun dapat dijumpai pada benda seni yang tersebar di seluruh Bali.

Motif "Jawan Keplak" juga banyak digunakan dalam seni ukir. Bahkan di "sanggah" atau tempat persembahyangan baik di lingkungan rumah maupun di pura, banyak memakai motif tersebut.

Inf: MediaIndonesia

Tidak ada komentar: